Saat menulis tulisan ini, sebenarnya saya sedang lapar dan ngidam ramen. Sudah lebih dari sebulan ini saya memang absen makan di luar bersama teman geng karena sedang berpuasa. Rindu sudah lama tidak makan di luar, membuat saya mulai bosan isi makanan dalam kulkas. Duh!
Lalu apa hubungannya dengan ramen? Iya, karena restoran ramen cuma adanya di Kopenhagen, akhirnya saya harus manyun makan sereal dulu malam ini. Walaupun bisa delivery, tapi ternyata daerah tempat saya tinggal terlalu jauh dari restoran mereka. Makanan yang bisa diantar rata-rata hanya pizza atau sushi di sekitar sini. Nasib tinggal di pinggiran kota ya beginilah.
Mengurut dari pengalaman tinggal di kota besar, pinggir kota, dan sempat juga tinggal di pedesaan selama 7 bulan di Belgia, membuat saya bisa membuat perbandingan tentang suka duka tinggal di daerah tersebut. Walaupun setiap negara dan kota tidak bisa disamakan, namun secara generalisasi, beginilah plus dan minus yang pernah saya rasakan.
Tinggal di kota besar
Plus:
1. Kemudahan dan kecepatan dalam menerima informasi.
2. Transportasi publik beroperasi lebih lama dan bervariasi; contohnya Metro atau tram yang hanya ada di ibukota ataupun kota besar lainnya.
3. Banyaknya tempat makan dan nongkrong yang hip.
4. Suasana yang lebih hidup dan berwarna.
5. Banyak festival dan konser yang hanya digelar di kota besar.
Minus:
1. Sibuk and let's name it: macet!
2. Tingkah laku masyarakatnya yang tergolong individualis dan cuek.
3. Di Eropa, sangat sulit menemukan perumahan di kota besar. Kebanyakan orang tinggal di apartemen dengan ruang yang terbatas.
4. Keamanan di kota besar cenderung rendah.
5. Tingkat stres masyarakat perkotaan yang lebih tinggi.
Tinggal di pinggir kota
Plus:
1. Walaupun Metro tidak beroperasi, namun jadwal bus dan kereta ke kota besar biasanya sangat teratur dan lebih sering.
2. Banyak orang yang memilih memiliki rumah pribadi yang besar dan lengkap dengan taman.
3. Kehidupan berjalan lebih tenang.
4. Banyaknya taman yang membuat suasana lebih hijau dan menyegarkan.
5. Meskipun tidak seheboh di kota besar, biasanya akan sering digelar juga acara kultural dan konser lokal.
Minus:
1. Keterbatasan tempat nongkrong dan pilihan tempat makan.
2. Kebanyakan transportasi publik hanya berjalan hingga tengah malam saja.
3. Ramai di pagi hari, namun makin sepi selepas jam 9 malam.
4. Meskipun terdapat supermarket dan pertokoan, namun jam tutupnya biasanya lebih cepat dari yang ada di ibukota.
5. Tidak ada yang menarik selain dijadikan tempat tinggal orang-orang yang kebanyakan bekerja di ibukota.
Tinggal di pedesaan
Plus:
1. Pecinta alam, inilah tempat terbaikmu!
2. Jauh dari pusat kota membuat kehidupan di pedesaan berjalan sangat tenang dan santai.
3. Biasanya tetangga kanan kiri saling mengenal satu sama lain.
4. Masyarakat yang tinggal di pedesaan lebih ramah dan hangat.
5. Keamanan yang lebih tinggi. Sewaktu tinggal di Belgia, rumah keluarga saya yang ada di Laarne sama sekali tidak pernah dikunci selama bertahun-tahun. Tapi mereka tidak pernah melaporkan ada barang yang hilang tuh.
Minus:
1. Karena rata-rata orang yang tinggal di pedesaan punya mobil pribadi, bus dan kereta pun tidak beroperasi secara maksimal, bahkan tidak sampai tengah malam.
2. Tidak banyak yang dapat dilihat kecuali hutan, padang rumput, dan danau.
3. Sulit sekali mencari tempat nongkrong untuk anak muda. Di Eropa, bar-bar yang ada di pedesaan biasanya hanya berisi orang-orang tua saja.
4. Suasana malam yang sangat sunyi dan membosankan.
5. Kurangnya pergelaran festival dan konser, hingga harus datang jauh-jauh dulu ke kota besar terdekat.
Kalau saya sendiri, lebih cenderung memilih kota besar sebagai tempat tinggal. Saya suka nongkrong, saya suka jalan-jalan ke toko buku atau kafe, saya pun sudah cukup terbiasa dengan hiruk-pikuk kota. Kemudahan akses transportasi dan kehidupan yang lebih berwarna sangat cocok bagi para kaum muda seperti saya ini. Kalau kamu?
Lalu apa hubungannya dengan ramen? Iya, karena restoran ramen cuma adanya di Kopenhagen, akhirnya saya harus manyun makan sereal dulu malam ini. Walaupun bisa delivery, tapi ternyata daerah tempat saya tinggal terlalu jauh dari restoran mereka. Makanan yang bisa diantar rata-rata hanya pizza atau sushi di sekitar sini. Nasib tinggal di pinggiran kota ya beginilah.
Mengurut dari pengalaman tinggal di kota besar, pinggir kota, dan sempat juga tinggal di pedesaan selama 7 bulan di Belgia, membuat saya bisa membuat perbandingan tentang suka duka tinggal di daerah tersebut. Walaupun setiap negara dan kota tidak bisa disamakan, namun secara generalisasi, beginilah plus dan minus yang pernah saya rasakan.
Tinggal di kota besar
Plus:
1. Kemudahan dan kecepatan dalam menerima informasi.
2. Transportasi publik beroperasi lebih lama dan bervariasi; contohnya Metro atau tram yang hanya ada di ibukota ataupun kota besar lainnya.
3. Banyaknya tempat makan dan nongkrong yang hip.
4. Suasana yang lebih hidup dan berwarna.
5. Banyak festival dan konser yang hanya digelar di kota besar.
Minus:
1. Sibuk and let's name it: macet!
2. Tingkah laku masyarakatnya yang tergolong individualis dan cuek.
3. Di Eropa, sangat sulit menemukan perumahan di kota besar. Kebanyakan orang tinggal di apartemen dengan ruang yang terbatas.
4. Keamanan di kota besar cenderung rendah.
5. Tingkat stres masyarakat perkotaan yang lebih tinggi.
Tinggal di pinggir kota
Plus:
1. Walaupun Metro tidak beroperasi, namun jadwal bus dan kereta ke kota besar biasanya sangat teratur dan lebih sering.
2. Banyak orang yang memilih memiliki rumah pribadi yang besar dan lengkap dengan taman.
3. Kehidupan berjalan lebih tenang.
4. Banyaknya taman yang membuat suasana lebih hijau dan menyegarkan.
5. Meskipun tidak seheboh di kota besar, biasanya akan sering digelar juga acara kultural dan konser lokal.
Minus:
1. Keterbatasan tempat nongkrong dan pilihan tempat makan.
2. Kebanyakan transportasi publik hanya berjalan hingga tengah malam saja.
3. Ramai di pagi hari, namun makin sepi selepas jam 9 malam.
4. Meskipun terdapat supermarket dan pertokoan, namun jam tutupnya biasanya lebih cepat dari yang ada di ibukota.
5. Tidak ada yang menarik selain dijadikan tempat tinggal orang-orang yang kebanyakan bekerja di ibukota.
Tinggal di pedesaan
Plus:
1. Pecinta alam, inilah tempat terbaikmu!
2. Jauh dari pusat kota membuat kehidupan di pedesaan berjalan sangat tenang dan santai.
3. Biasanya tetangga kanan kiri saling mengenal satu sama lain.
4. Masyarakat yang tinggal di pedesaan lebih ramah dan hangat.
5. Keamanan yang lebih tinggi. Sewaktu tinggal di Belgia, rumah keluarga saya yang ada di Laarne sama sekali tidak pernah dikunci selama bertahun-tahun. Tapi mereka tidak pernah melaporkan ada barang yang hilang tuh.
Minus:
1. Karena rata-rata orang yang tinggal di pedesaan punya mobil pribadi, bus dan kereta pun tidak beroperasi secara maksimal, bahkan tidak sampai tengah malam.
2. Tidak banyak yang dapat dilihat kecuali hutan, padang rumput, dan danau.
3. Sulit sekali mencari tempat nongkrong untuk anak muda. Di Eropa, bar-bar yang ada di pedesaan biasanya hanya berisi orang-orang tua saja.
4. Suasana malam yang sangat sunyi dan membosankan.
5. Kurangnya pergelaran festival dan konser, hingga harus datang jauh-jauh dulu ke kota besar terdekat.
Kalau saya sendiri, lebih cenderung memilih kota besar sebagai tempat tinggal. Saya suka nongkrong, saya suka jalan-jalan ke toko buku atau kafe, saya pun sudah cukup terbiasa dengan hiruk-pikuk kota. Kemudahan akses transportasi dan kehidupan yang lebih berwarna sangat cocok bagi para kaum muda seperti saya ini. Kalau kamu?
Wah kapan yaa bisa nyasar ke Eropa? #plakk
BalasHapusKalo aku kayaknya lebih suka suasana pedesaan deh kak. Apalagi bisa puas puasin liat danau, hutan, dan rumput yang bergoyang(?)
Maklumlah aku emang ga terlalu suka nongkrong kayak remaja2 seumuran aku. Padahal aku pernah tinggal di metropolitan tapi dasarnya aku ini tipe anak introvert begitu ketemu tempat yang sunyi langsung jingjrak2. Lebih suka semedi daripada ngabisin duit buat nonton, ngemall, apalagi ngafe dan selfie alay ala anak hits ibukota
Salam kenal yaa kak, sorry kalo komennya absurd banget hahaha
Wahh hebat kamu, bisa kaya di Eropa! Soalnya duitnya gak kepake buat nongkrong2 kayak anak muda di kota besar ;D
HapusMakasih ya udah mampir ke blog dan kasih komen.
Wahaahhaa. Sama banget kak sama aku, iyh aku juga kurang suka keramaian aku lebih suka ketempat yg tenang, ramah dan tidak bising kayak perkotaan.
HapusNgiler bangt deh rasanya bisa tingal di eropa apalagi pesesaanya. . .
Yuk kak kita kesana hehehhee
Sorry sok sksd kak hee ����
Salam saya
Hehee... kebetulan saya masih di Eropa nih. Saya tungguin kamu deh disini ;)
Hapuswahhh
BalasHapus