Langsung ke konten utama

5 Alasan Musim Semi Terlalu Keren dan Romantis

When spring came, even the false spring, there were no problems except where to be happiest.”—Ernest Hemingway

Bulan April sudah hampir selesai, tapi para penghuni bagian utara Eropa masih menggerutu betapa dinginnya musim semi tahun ini. Beberapa kali salju masih sering turun membawa harapan summer akan tiba segera hilang. Saat orang-orang di bagian selatan Eropa sudah merasakan hangatnya mentari dan jutaan bunga yang mulai bermekaran, kami yang tinggal di utara mesti harus bersabar menunggu Mei membawa kejutan baru.

Meskipun musim semi tahun ini masih jauh dari ekspektasi, tapi ada beberapa alasan mengapa spring adalah musim paling romantis sepanjang tahun. Selain itu, musim semi juga membawa rasa kegembiraan tersendiri bagi para orang-orang yang rindu hangatnya sinar matahari dan bikini. Hihi.

1. Colors are back


Sejujurnya, saat saya menulis tulisan ini, banyak pepohonan di hutan masih tampak gersang dan bunga-bunga di taman depan masih menguncup. It's not the time. Not yet.

Walaupun beberapa jenis bunga masih menunggu cuaca benar-benar hangat dulu untuk bermekaran, namun banyak juga bunga-bunga kecil yang sudah mulai cantik berkembang. Perasaan suka cita biasanya muncul bersamaan dengan deretan pepohonan yang menghijau hingga mata kembali fresh melihat warna-warni bunga di taman. Lucunya, bunga-bunga ini memang hanya akan tumbuh di musim semi, lalu kembali layu saat musim panas tiba.

2. Aroma sakura


Di Denmark, banyak pepohonan sakura yang ada di kuburan mulai dipenuhi oleh gradasi pink di sepanjang bulan April. Meskipun judulnya kuburan, tapi taman pemakaman disini tidak ada aura mistis sama sekali seperti yang ada di Indonesia. Bukannya mengerikan, kuburan justru dijadikan tempat rekreasi ataupun jalan-jalan santai.

Saat cuaca mulai sedikit bersahabat, banyak orang yang datang ke taman sakura hanya untuk foto-foto ataupun piknik menggelar tikar. Saya sendiri sudah hapal betul dengan ke-mainstream-an seperti ini di Denmark. Lihat saja saat pertengahan bulan April, news feed Facebook saya pasti dipenuhi postingan seragam teman-teman yang datang dan berfoto ria di Bispebjerg Kirkegaard dan Langeline Park.

3. Nyamannya berjalan kaki


Meskipun musim semi bisa sedikit basah, berangin, dan dingin, tapi ada beberapa kesempatan terbaik saat cuaca sedang bagus-bagusnya. Ketika matahari sedang bersinar terang hingga membawa suhu hangat di siang hari, saat-saat seperti inilah biasanya dimanfaatkan seseorang untuk mengitari taman ataupun berjalan-jalan santai di luar.

Di bagian utara Eropa, suhu terbaik musim semi di siang hari adalah 14-18 derajat Celcius. Jika suhu bersahabat, taman dan jalanan biasanya akan dipenuhi oleh banyak orang saat akhir pekan. Don't stay inside! Put the glasses on and go grab your Vitamin D!

4. Musim festival


Karena cuaca sudah mulai bersahabat dengan kulit, banyak festival seru pun sudah banyak digelar di luar ruangan. Selain Festival Sakura, banyak juga festival musik dan olahraga yang memang menunggu musim semi untuk menebar keseruan. Time to check them out and have fun!

5. Time to be outside longer


Sangat kontras dengan musim dingin yang gelap dan suram, musim semi membawa warna baru di siang hari. Hari terasa lebih panjang karena jam 6 pagi sudah mulai terang dan matahari baru mulai terbenam jam setengah 9 malam. Artinya, energi positif dan rasa bahagia bisa membuncah sepanjang hari karena bisa kelayapan lebih lama ðŸ˜Š



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu...

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita teta...

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola ...

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Ame...

Berniat Pacaran dengan Cowok Skandinavia? Baca Ini Dulu!

"Semua cowok itu sama!" No! Tunggu sampai kalian kenalan dan bertemu dengan cowok-cowok tampan namun dingin di Eropa Utara. Tanpa bermaksud menggeneralisasi para cowok ini, ataupun mengatakan saya paling ekspert, tapi cowok Skandinavia memang berbeda dari kebanyakan cowok lain di Eropa. Meskipun negara Skandinavia hanya Norwegia, Denmark, dan Swedia, namun Finlandia dan Islandia adalah bagian negara Nordik, yang memiliki karakter yang sama dengan ketiga negara lainnya. Tinggal di bagian utara Eropa dengan suhu yang bisa mencapai -30 derajat saat musim dingin, memang mempengaruhi karakter dan tingkah laku masyarakatnya. Orang-orang Eropa Utara cenderung lebih dingin terhadap orang asing, ketimbang orang-orang yang tinggal di kawasan yang hangat seperti Italia atau Portugal. Karena hanya mendapatkan hangatnya matahari tak lebih dari 3-5 minggu pertahun, masyarakat Eropa Utara lebih banyak menutup diri, diam, dan sedikit acuh. Tapi jangan salah, walaupun dingin dan hampa...