Langsung ke konten utama

Tur 'Jalanan Cantik' di Kopenhagen

I love Copenhagen!

Kalau ada yang tanya ke saya, kota mana paling hipster di Eropa, saya akan jawab Kopenhagen! Dari soal tempat nongkrong yang seru, kotanya para desainer super kreatif, jalanan bak panggung runaway karena gaya masyarakatnya simpel dan elegan, hingga gabungan arsitektur tua dan modern yang menjadikan sudut Kopenhagen begitu 'hyggelig' alias nyaman.

Banyak yang minta rekomendasi ke saya, selain nongkrong dan menghamburkan uang di bar atau kafe, apalagi yang bisa dilakukan di Kopenhagen. Bagi sebagian orang, kota ini juga dinilai membosankan karena tidak menawarkan banyak tempat wisata. Tapi, Kopenhagen bukan hanya Christiania, Nyhavn, dan Little Mermaid. Ada banyak kegiatan seru yang sebetulnya bisa dilakukan disini.

Saat adik saya, Katya, datang berkunjung musim gugur tahun lalu, saya mengajaknya mengitari sudut-sudut cantik lain di Kopenhagen yang mungkin orang lain banyak belum tahu. Ide ini muncul dua tahun lalu saat saya membuat proyek 'Min København' sebagai materi kompetisi film pendek CAFx.

Tahukah kamu kalau Kopenhagen itu dijuluki kota '1000 facades'? Fotografer India, Siddharth Dasari, mengabadikan foto muka 350 bangunan saat 6 bulan pertama tinggal di Kopenhagen dan menjadikan fotonya dalam bentuk poster yang bisa kamu beli disini. Kalau ada waktu mengitari Kopenhagen, jangan lupa mampir ke area tercantik favorit saya berikut ini!

1. Olufsvej


Saya jatuh cinta dengan jalanan ini ketika baru sampai. It's definitely the most favourite one! Olufsvej (baca: Olufsvai) berlokasi di Østerbro dan sebetulnya hanya jalanan lurus yang kanan kirinya merupakan rumah hunian berlantai. Yang membuatnya sangat berkesan dari jalanan sekitarnya adalah karena tiap rumah dicat dengan warna berbeda hingga menambah perasaan ceria.


Satu lagi yang membuat tempat ini sangat Instagrammable, karena di beberapa rumah biasanya terparkir sepeda berwarna matching dengan cat bangunan. Kalau datang kesini saat musim panas, tanaman rambat yang mempercantik sisi depan bangunan juga semakin menambah kesan playful. Tip dari saya, jika ingin mendapatkan gambar terbaik, datanglah saat hari biasa karena tidak banyak mobil yang terparkir di depan rumah.

2. Brumleby


Tak jauh dari Olufsvej, ada kampung kecil nan spesial tak kasat mata jika hanya dilihat dari jalan raya. Brumleby (baca: Bromlebwu) dibangun tahun 1853 sebagai alternatif perumahan murah dan sehat bagi para pekerja untuk menghindari epidemis kolera kala itu. 'Brumle-' atau brumme, diambil dari inspirasi suara hewan ternak yang sering merumput di area sekitar. Sementara 'by' berarti kota dalam bahasa Denmark.

Uniknya, tempat ini masih menunjukkan kehidupan sosial orang Denmark zaman dulu. Dari mulai gantungan jemuran yang ada di taman, bapak-bapak yang mengajari anaknya bersepeda, kakek-kakek yang memanen apel saat musim gugur, hingga suara teriakan anak kecil bersuka cita bermain di The Crooked House, salah satu playground terunik di dunia.


Di kampung kecil ini kita juga bisa mengunjungi Brumleby Museum yang akan mengenalkan sejarah tempat ini dari awal. Di dalamnya kita juga bisa melihat perpustakaan lucu dan toko tradisional zaman dahulu yang sudah direnovasi.

Kabarnya, banyak sekali orang yang mengincar tempat ini sebagai hunian. Meskipun rumahnya terbilang kecil, namun daftar panjang orang yang tertarik selalu bertambah setiap tahun. Sayangnya, mencari satu hunian kosong di Brumleby tidaklah mudah, apalagi jika tidak beruntung atau punya kenalan disana.

3. Nyboder


Satu lagi tempat unik menarik tak jauh dari Stasiun Østerbro yang selalu saya lewati saat menuju kelas desain, Nyboder (baca: Nwubolah). Dibangun pertama kali di tahun 1631, tempat ini awalnya merupakan hunian bagi para tentara dan keluarganya. Perumahan di Nyboder terbagi menjadi dua, kuning yang disebut Tongkat Kuning dan abu-abu yang disebut Tongkat Abu-abu.  Huniannya pun sangat kecil dan tersusun menjadi satu blok yang berhimpitan.

Arsitektur disini sepertinya tidak mengalami banyak perubahan dan masih terkesan seperti bangunan lama. Ada banyak renovasi interior yang dilakukan untuk memperkokoh bangunan, tanpa harus mengubah bentuk aslinya.


Jalanan di sekitar hunian pun lucu-lucu yang terinspirasi dari nama-nama hewan. Ada Jalan Buaya, Jalan Luma-lumba, Jalan Kancil, dan masih banyak lagi. Katya berfoto di depan Svanegade atau Jalan Angsa.

4. Magstræde


Tak jauh dari Stasiun Nørreport, ada satu jalanan cantik yang sering dikunjungi turis, Magstræde (baca: Me'strel). Karena letaknya di pusat kota, banyak yang sengaja berjalan ke jalan ini sekalian berfoto. Jalanannya super cozy karena meskipun terkenal di kalangan turis, namun tidak bising. Di kanan kiri jalan juga ada kafe atau tempat makan yang bisa dicoba.

5. Snaregade


Menyusuri jalan Magstræde sampai ujung, otomatis kita akan keluar ke arah Snaregade (baca: Snargel) yang juga unik. Meskipun tidak secantik jalanan lain yang berwarna-warni, namun dinding batu dan juga pintu-pintu rendah berwarna hijau menjadikan tempat ini tak kalah Instagrammable.

6. Krusemyntegade


Di dekat Kongens Have, ada jalanan cantik lain yang diapit Sankt Pauls Gade dan Gernersgade. Hampir sama seperti Oluvsvej, Krusemyntegade (baca: Krosemwuntigel) adalah jalan yang kanan kirinya berupa hunian. Jalanan ini tidak sepopuler area lainnya dan menjadi salah satu hidden gems di Kopenhagen. Bedanya juga, disini lebih banyak tanaman rambat dan pohon yang membuat kesan rindang.

7. Københavns Byret (City Courthouse)


Sebetulnya yang satu ini bukan jalanan, tapi bagian bangunan pengadilan kota yang jalannya tembus ke pusat kota. Meskipun berada di sentrum, namun tidak banyak orang yang tahu dan juga jadi salah satu hidden gems di Kopenhagen. Jalanannya begitu sepi, padahal arsitekturnya sangat keren berwarna pinkish nude.

8. Gråbrødretorv



Masih di pusat kota, kita bisa menemukan Gråbrødretorv (baca: Grobrolretorw), tempat turis dan orang lokal berkumpul untuk makan steak atau menyesap anggur saat musim panas. Saya dan Katya tidak sempat mampir lagi karena kelelahan berjalan kaki. Foto ini diambil dua tahun lalu dengan kamera 'lumayan'. Hehe.


Terlepas dari nama area dan jalannya yang susah disebutkan, yang mana favorit kamu? Any plans to experience them all and just save the lists for your next plan? ðŸ˜‰



Komentar

  1. Pengen semua 😆. Tapi susah yaa mengingat namanya 😆😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah namanya sulit, nyebutnya juga amit2. Haha!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu...

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita teta...

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola ...

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Ame...

Berniat Pacaran dengan Cowok Skandinavia? Baca Ini Dulu!

"Semua cowok itu sama!" No! Tunggu sampai kalian kenalan dan bertemu dengan cowok-cowok tampan namun dingin di Eropa Utara. Tanpa bermaksud menggeneralisasi para cowok ini, ataupun mengatakan saya paling ekspert, tapi cowok Skandinavia memang berbeda dari kebanyakan cowok lain di Eropa. Meskipun negara Skandinavia hanya Norwegia, Denmark, dan Swedia, namun Finlandia dan Islandia adalah bagian negara Nordik, yang memiliki karakter yang sama dengan ketiga negara lainnya. Tinggal di bagian utara Eropa dengan suhu yang bisa mencapai -30 derajat saat musim dingin, memang mempengaruhi karakter dan tingkah laku masyarakatnya. Orang-orang Eropa Utara cenderung lebih dingin terhadap orang asing, ketimbang orang-orang yang tinggal di kawasan yang hangat seperti Italia atau Portugal. Karena hanya mendapatkan hangatnya matahari tak lebih dari 3-5 minggu pertahun, masyarakat Eropa Utara lebih banyak menutup diri, diam, dan sedikit acuh. Tapi jangan salah, walaupun dingin dan hampa...