Mumu, cowok Norwegia yang road trip bersama saya ke Utara Norwegia, berkali-kali mengatakan bahwa kami harus memasukkan Svartisen ke dalam agenda perjalanan sepulang dari Pulau Lofoten. Mumu sangat penasaran dengan tempat ini, hingga tertarik untuk mencoba panjat es yang ditawarkan oleh pengelola Svartisen.
Svartisen adalah gletser terbesar kedua di Norwegia dengan luas 370 meter persegi dan 60 lidah gletser yang membujur dari atas gunung. Ada 2 wilayah Svartisen yang sering dikunjungi turis, yaitu Austerdalsisen dan Engenbreen. Austerdalsisen letaknya lebih ke dalam gunung, berjarak sekitar 32 km dari Mo i Rana dan bisa ditempuh selama 20 menit naik kapal. Karena punya waktu hanya 2 hari mengunjungi Svartisen, kami putuskan untuk datang ke Engenbreen yang hanya 10 menit naik kapal dari Holandsvika.
Walaupun Norwegia memang menjual alamnya yang spektakuler, tapi saya tidak pernah tahu kalau ada tempat sebagus Svartisen. Dari jalan raya, kami sudah bisa melihat lidah gletser membujur dari atas gunung hingga hampir ke danau. Ditambah lagi kokohnya pegunungan dan sejuknya warna air laut berbiru turkis, membuat saya tidak berhenti berdecak kagum. Padahal katanya Svartisen jadi salah satu tempat terpopuler di Norwegia, tapi saya belum pernah mendengar gaungnya sampai saya sendiri bisa melihat betapa cantiknya tempat ini!
Lidah gletser Engenbreen terletak di Kotamadya Meløy dan sudah terlihat dari jalanan sepanjang pantai (Fv17). Untuk mengunjungi Engenbreen, kami harus naik shuttle boat dari dermaga kecil di Holandsvika yang berjarak 158 km dari Mo i Rana. Meskipun katanya kapal ini muat sampai 30 orang, tapi penumpang yang kala itu naik tidak pernah sampai 15 orang. Bisa jadi juga karena belum masuk peak season, jadinya kapal yang digunakan lebih kecil.
Bagi yang tertarik, silakan cek jadwal (2019) shuttle boat-nya disini. Shuttle boat ini juga hanya beroperasi dari akhir Mei hingga akhir September, serta dikenakan biaya 200-250 NOK untuk tiket pulang pergi. Tiket bisa dibeli di tourist information center di Mo i Rana atau langsung ke nahkoda dengan uang tunai atau kartu kredit.
Herannya saat kami kesini, nahkoda kapal sama sekali tidak menagih uang tiket, baik saat berangkat ataupun saat kembali. Padahal Mumu dari awal sudah bertanya dan si nahkoda sendiri yang katanya akan datang dan menagih uang tiket. Tapi ternyata, kami naik shuttle boat gratis pulang pergi.
Setelah sampai di dermaga Engenbreen, pengunjung harus berjalan kaki atau naik sepeda melihat lebih dekat gletsernya sejauh 3 km. Total pulang pergi bisa sampai 4 jam berjalan kaki. Kalau tidak mau repot, bisa juga menyewa sepeda yang terparkir di dekat dermaga. Tidak ada informasi yang jelas soal penyewaan sepeda ini. Yang kami baca dari kertas yang tertempel di dermaga, harga sewa sepeda mulai dari 30 NOK/jam, lalu 80 NOK untuk seharian. Jika ingin menyewa trailer, ditambah lagi ongkos sewanya.
Karena membawa banyak sekali barang untuk perlengkapan camping, kami putuskan menyewa 2 sepeda dan salah satunya memakai trailer. Tujuan kami saat itu ingin camping di Brestua yang berjarak hanya 1,5 km dari dermaga.
Brestua ini bisa dibilang adalah pusat informasi di Engenbreen yang menyediakan restoran, kabin, serta camping spot. Dibuka hanya saat musim panas dari akhir Mei sampai akhir September. Yang tertarik bermalam disini dengan cara camping, Brestua menarik komisi sebesar 100 NOK per orang. Tersedia juga toilet dan kamar mandi gratis bagi para pengunjung selama 24 jam.
Herannya lagi, seorang pengelola restoran yang juga merangkap customer service di Svartisen hanya menyuruh kami membayar total 100 NOK, padahal di situsnya sendiri biaya tersebut untuk satu orang. Soal informasi tiket shuttle boat dan penyewaan sepeda pun, pengelola ini tidak tahu. Jadinya kami saat itu hanya membayar biaya camping saja. Ya sudahlah, rejeki. Daripada kebingungan lebih lama.
Di sekitar Brestua sebetulnya banyak sekali camping spot bagus yang langsung menghadap danau dan lidah gletser. Sayangnya, hari itu betul-betul berangin dan kami nyaris hopeless ingin mendirikan tenda dimana. Saya mati-matian ingin sekali bangun tidur, buka tenda, lalu langsung melihat danau dan gletser terpampang di depan mata. Tapi Mumu juga merasa mendirikan tenda di lapangan terbuka hampir impossible.
Sudah mencari ke daerah sekitar pepohonan, kami juga kesulitan menemukan tanah datar dan kotoran sapi ada dimana-mana. Akhirnya daripada gagal, kami tetap mendirikan tenda di lapangan terbuka di seberang pepohonan tak jauh dari danau. Angin yang meniup memang masih kencang, tapi setidaknya sedikit terhalangi oleh jajaran pohon di seberangnya. Usaha mendirikan tenda ini pun tidak mudah karena kami berulang kali harus diterpa angin serta pondasi tenda yang seringkali jatuh.
Untungnya angin mulai reda sekitar jam 11 malam. Kami bisa keluar tenda dan masak untuk makan malam. Menu hari itu ikan Batubara hasil tangkapan Mumu serta fish sauce yang kami beli di supermarket sebelumnya.
This is my favourite camping spot so far! Danau air tawarnya bersiiiih sekali hingga membuat saya dan Mumu ingin toes dipping. Saking jernihnya, Mumu juga mengambil air minum untuk dimasak dari sini. Mumu juga rasanya gatal ingin nyemplung ke danau atau naik canoe menyusuri danau yang memang luar biasa indahnya! Kami sampai berencana ingin mandi sebentar di danau, tapi airnya terlalu dingin.
Kata Mumu, 20 tahun lalu lidah gletser membujur sampai ke dalam danau. Karena efek pemanasan global, lidah gletser semakin lama semakin pendek. Bisa-bisa, 20-30 tahun kemudian sudah tidak ada lagi lidah gletser yang membujur ke bawah gunung di Svartisen.
Karena berada di lingkar arktrik, musim panas di Norwegia Utara berarti siang menjadi sangat panjang dan matahari tidak pernah tenggelam. Kami bisa main sebentar di danau sampai jam 2 pagi tanpa harus takut gelap. Tempat itu juga serasa milik pribadi karena tidak ada orang yang camping di tanah terbuka selain kami. Ada satu tenda yang kami lihat bermalam disana, tapi itu pun cukup jauh dari lokasi kami.
Jam 5 pagi, camping spot kami kedatangan gerombolan sapi ternak yang mencari makan di sekitar Brestua. Karena jumlahnya yang banyak, sapi-sapi ini menjadi malapetaka karena berisik sekali! Beberapa sapi bahkan berjalan sangat dekat dengan tenda kami sampai tersangkut tali tenda beberapa kali. Saya sedikit takut juga kalau saja sapi-sapi ini menyeruduk tenda yang berwarna merah menyala itu. Meskipun akhirnya tidak.
Siangnya, suasana camping spot masih tenang dan damai karena kami sama sekali tidak melihat pengunjung lain berjalan di sekitar area situ. Still felt like it was our own place! Sayangnya karena harus segera pindah ke tempat lain, kami tidak tertarik berjalan melihat gletser lebih dekat, ataupun mengikuti salah satu kegiatan yang dikelola Kotamadya Meløy.
Padahal saya dan Mumu sudah sangat tertarik mengikuti isklatring atau panjat es selama 3,5 jam seharga 650 NOK, tapi ternyata mereka tidak membuka kegiatan ini lagi. Ada banyak aktifitas lain yang waktunya lebih panjang dan mahal disini. Brestua juga mengelola guided tour sederhana untuk melihat dua mamalia jinak terbesar di Eropa, moose atau rusa besar, bernama Arnljot dan Wilma. Harga tiket masuk untuk melihat rusa besar ini sebesar 100 NOK.
One night was definitely not enough in Engenbreen because we needed mooore! Namun saya sangat merekomendasikan tempat ini jika kalian tertarik ke Norwegia Utara via darat!
Norway emang juara ya alamnya! Kamera njepret tanpa sengajapun keknya hasilnya bakal aduhai, dan fotomu bagus! Pun tulisanmu :)
BalasHapusSemoga next bisa kesana! Nabung dulu!
Yuupp! Menurut aku sih, for the whole experience & country di Eropa, Norwegia emang gak ada yang ngalahin. Dari utara ke selatan bagus2 semua :) Mungkin boring bagi yang gak suka alam.
HapusMakasih banyak ya udah mampir! Semoga tabungannya cepat menggendut biar segera jalan2 ke Norwegia ;)
Perdana komentar di blog ini. Salam kenal. Blognya menarik sekali, mba. Aku follow yaaa...
BalasHapusSuka foto-foto landscapenya
Makasih banyak ya udah mampir & ninggalin jejak disini ♥️
HapusSila follow blognya buat tau postingan terbaru setiap minggu. Sila follow sosial media buat tau kegiatan aku di luar yang gak aku tampilin di blog (;
Sejuk banget pemandangannya
BalasHapus