Setelah membayar uang semester dan registrasi ulang lewat Studentweb, saya 100% resmi menjadi mahasiswi S-2 di Universitas Oslo. Untuk kalian yang belum tahu, tidak ada biaya kuliah yang dibebankan bagi mahasiswa lokal dan internasional di Norwegia, kecuali kampus swasta. Mahasiswa hanya diwajibkan membayar uang semesteran yang besarannya tergantung kampus masing-masing.
Untuk Universitas Oslo (UiO), biaya yang saya bayar tiap semester sebesar NOK 600 plus uang fotokopi program studi NOK 200. Ada juga biaya organisasi sebesar NOK 40 yang tidak diwajibkan. Kalau mau dikonversi, total persemester yang saya bayar hanya sekitar Rp1,3 juta atau €84. Jumlah ini tentu saja berbeda tiap kampusnya, bahkan ada yang lebih murah.
Untuk musim gugur 2019, semester dimulai di minggu ketiga bulan Agustus dengan menghadiri Welcome Ceremony di pelataran universitas di Karl Johans gate. Perayaan tradisional ini sudah dimulai sejak tahun 1929 untuk menandai dimulainya semester baru. Acaranya juga tidak lama karena prosesi intinya hanya berupa pidato dari petinggi kampus untuk menyambut mahasiswa baru diselingi dengan nyanyian tradisional oleh grup paduan suara kampus.
Cerita sedikit soal Universitas Oslo, kampus ini adalah kampus tertua di Norwegia yang dibangun tahun 1811 dengan nama Royal Frederick University. Kalau kalian googling Universitas Oslo, gambar yang muncul pasti pelataran universitas dengan 3 Domus. Sebetulnya itu adalah bangunan Fakultas Hukum UiO karena bangunan intinya berada di Blindern, sekitar 4 km dari letak pelataran tersebut berada. Pelataran universitas atau Universitetsplassen yang kita lihat di internet dibangun tahun 1911 dan dulunya memuat semua fakultas yang ada di universitas tersebut. Hingga akhirnya di tahun 1936 universitas ini diubah namanya menjadi University of Oslo dan semua bagian Universitetsplassen dialihkan menjadi lokasi Fakultas Hukum sepenuhnya.
Introduction Week
Introduction Week
Sebagai proses pengenalan di awal, di Universitas Oslo tak ada acara ospek sebagai kamuflase sistem perpeloncoan senior ke junior. Sebelum mulai perkuliahan, tiap departemen dan program studi menyelenggarakan “Introduction Weeks” yang wajib dihadiri mahasiswa baru. Minggu perkenalan ini banyak memberikan kita informasi tentang kampus, perpustakaan, kesempatan magang dan bekerja, judul tesis, serta kuliah umum.
Minggu pengenalan berjalan selama 2 minggu yang mana minggu pertama diselenggarakan oleh Departemen Informatika, lalu minggu selanjutnya oleh Program Studi Entrepreneurship. Sebetulnya bagi mahasiswa internasional yang baru saja tiba di Oslo, panitia mengadakan welcome party yang cukup seru untuk dihadiri sekalian mengobrol dengan mahasiswa baru lainnya. Tapi karena bukan orang baru di Oslo, saya skip.
Untuk Introduction Week dari pihak departemen, semua mahasiswa baru hanya dikumpulkan di aula untuk mendengarkan paparan informasi serta kuliah umum. Ada juga student party di akhir acara bertujuan mencari networking dan berkenalan dengan orang baru di kampus. Introduction Week dari pihak departemen ini berlangsung selama 3 hari yang mana menurut saya sedikit bertele-tele, karena bisa saja selesai dalam waktu satu hari.
Kick-off Week
Sebagai langkah awal mengenal teman satu kelas, minggu ini menjadi amat penting karena kami diberikan kesempatan satu hari penuh untuk mengobrol mengenai latar belakang pendidikan dan pekerjaan seebelumnya. Dari 38 mahasiswa yang diterima di program studi Entrepreneurship, yang showed up hanya 17 orang. Uniknya, 70 persennya adalah orang Asia, terutama didominasi dari Asia Barat, dan hanya 1 orang saja yang asli Norwegia.
Latar belakang teman sekelas saya juga tak sama. Ada yang sudah pernah bekerja secara profesional, banyak juga yang sudah pernah mengambil Master (bahkan ada yang sedang Post-Doctoral!) di Norwegia, atau pun seperti saya ini, mencari ilmu baru lewat Master pertama kami.
Karena memang program studi ini sifatnya hands-on, dihari kedua kami sudah dibentuk ke dalam beberapa tim dan diberikan fun exercise mencari ide bisnis start-up yang tertarik kami kembangkan dalam waktu 3 hari saja. Bayangkan, baru masuk langsung diberikan tugas kelompok yang harus juga dipresentasikan diakhir Kick-off Week!
Singkat cerita, saya sekelompok dengan 3 cowok yang punya latar belakang dari Teknologi Makanan, Teknik Medis, dan Teknik Komputer. Diskusi menjadi sangat panjang karena kami ingin membangun start-up baru yang belum ada pendirinya. Karena sudah lama juga tak punya pengalaman profesional, saya sedikit minder juga sekelompok dengan cowok-cowok hebat ini. In the end, tim kami menang "Best Start-up Idea" karena ide membuat platform yang mempertemukan perusahaan makanan dan food tester.
Lectures
Latar belakang teman sekelas saya juga tak sama. Ada yang sudah pernah bekerja secara profesional, banyak juga yang sudah pernah mengambil Master (bahkan ada yang sedang Post-Doctoral!) di Norwegia, atau pun seperti saya ini, mencari ilmu baru lewat Master pertama kami.
Karena memang program studi ini sifatnya hands-on, dihari kedua kami sudah dibentuk ke dalam beberapa tim dan diberikan fun exercise mencari ide bisnis start-up yang tertarik kami kembangkan dalam waktu 3 hari saja. Bayangkan, baru masuk langsung diberikan tugas kelompok yang harus juga dipresentasikan diakhir Kick-off Week!
Singkat cerita, saya sekelompok dengan 3 cowok yang punya latar belakang dari Teknologi Makanan, Teknik Medis, dan Teknik Komputer. Diskusi menjadi sangat panjang karena kami ingin membangun start-up baru yang belum ada pendirinya. Karena sudah lama juga tak punya pengalaman profesional, saya sedikit minder juga sekelompok dengan cowok-cowok hebat ini. In the end, tim kami menang "Best Start-up Idea" karena ide membuat platform yang mempertemukan perusahaan makanan dan food tester.
Lectures
Setelah melewati proses registrasi, administrasi, dan minggu pengenalan, perkuliahan dimulai di minggu akhir Agustus. Untuk semester ini, jadwal saya cukup padat karena harus datang sebelum pukul 9.15 pagi selama 4 kali seminggu. Kelas sebetulnya tak lama, hanya sampai pukul 12 saja. Tapi tak bisa titip absen karena persyaratan minimumnya harus 80% hadir. Program studi ini sangat hands-on, tugas kelompok selalu diberikan setiap minggu yang jika satu orang saja tidak hadir, akan mempengaruhi kerja tim tersebut.
Di sisi lain, wajib juga ambil kelas tambahan yang ada hubungannya dengan Ilmu Sains dan saya mengambil kelas Renewable Energy di kampus Kjeller. Kjeller ini kota kecil yang berada sekitar 24 km dari Oslo. Untuk menuju kesana, pihak kampus memberikan layanan free shuttle bus dua kali perhari. Jadi selain Fakultas Hukum yang tak berada di kampus utama, Departemen Sistem Teknologi juga letaknya memisah dari Oslo. Asiknya, kampus Kjeller ini adalah satu-satunya kampus di Universitas Oslo yang menyediakan dapur, kopi dan teh gratis!
Di sisi lain, wajib juga ambil kelas tambahan yang ada hubungannya dengan Ilmu Sains dan saya mengambil kelas Renewable Energy di kampus Kjeller. Kjeller ini kota kecil yang berada sekitar 24 km dari Oslo. Untuk menuju kesana, pihak kampus memberikan layanan free shuttle bus dua kali perhari. Jadi selain Fakultas Hukum yang tak berada di kampus utama, Departemen Sistem Teknologi juga letaknya memisah dari Oslo. Asiknya, kampus Kjeller ini adalah satu-satunya kampus di Universitas Oslo yang menyediakan dapur, kopi dan teh gratis!
Untuk para pengajar, tak ada sisi sangar atau sungkan sama sekali karena suasana terasa lebih rileks dan kasual. Pengajarnya justru sangat aktif memberikan materi perkuliahan, bahkan lebih vokal ketimbang mahasiswanya sendiri. Yang saya suka, kelas saya ini ada break-nya 10-15 menit dan kalau memang slide sudah habis, kelas selesai. Berbeda waktu kuliah S-1 dulu yang harus lelah menguap mendengarkan dosen menerangkan slide sampai 3 jam nonstop!
Begitulah pengalaman saya satu bulan jadi mahasiswa lagi di Universitas Oslo. Senang, karena kembali aktif belajar dan berpikir kritis. Asik, karena jadi pelajar yang punya banyak diskonan. Tapi awalnya minder juga karena sudah 5 tahun lulus S-1, pengalaman "profesional" hanya jadi au pair saja. Untuk kalian yang sekarang jadi au pair dan punya niat kuliah lagi, don't take it longer! Jangan jadi au pair terlalu lama seperti saya. Hah!
⚘ ⚘ ⚘
Begitulah pengalaman saya satu bulan jadi mahasiswa lagi di Universitas Oslo. Senang, karena kembali aktif belajar dan berpikir kritis. Asik, karena jadi pelajar yang punya banyak diskonan. Tapi awalnya minder juga karena sudah 5 tahun lulus S-1, pengalaman "profesional" hanya jadi au pair saja. Untuk kalian yang sekarang jadi au pair dan punya niat kuliah lagi, don't take it longer! Jangan jadi au pair terlalu lama seperti saya. Hah!
Aaaa jadi kangen kuliah. Semangat n sukses yaa kuliahnya! ❤
BalasHapusTerima kasih banyak ya ;>
Hapus