Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Janteloven: Belajar Humble Dari Orang Norwegia

Minggu lalu, saya ikut servis bimbingan dan konseling karir dari kampus secara gratis selama 45 menit. Di sini, kita bisa konsultasi bagaimana cara menulis CV, surat lamaran kerja, latihan wawancara in a Norwegian way , serta bertanya kira-kira pekerjaan seperti apa yang cocok selepas lulus kuliah. Karena memang ingin minta pendapat bagaimana mapping semua kompetensi saya ke dalam CV yang panjangnya hanya 1-2 halaman, maka fokus saya saat konseling hanya di bagian tersebut. Yang menarik, konselor menggarisbawahi cara saya menulis daftar pendidikan terakhir pada CV. Sebetulnya isi dan strukturnya sangat standar mirip CV lain yang sering orang buat. Di bagian pendidikan terakhir, saya menuliskan nama kampus terlebih dahulu, lalu jurusan kuliah di bawahnya. Namun, cara ini ternyata dipandang konselor kurang tepat in a Norwegian way . " You know what, there are almost 30.000 students at the University of Oslo and the way you wrote this down doesn't make you special ," katany...

Pentingnya Tahu Aturan Sebelum Kerja!

Postingan kali ini sebetulnya melanjutkan cerita hidup saya yang masih belum stabil di tengah krisis Korona di Norwegia. Bagi yang belum tahu, mungkin bisa baca dulu cerita saya saat mencari kerja di Oslo  part 1  dan part 2 . Setelah mengirimkan sekitar 50 lamaran kerja, akhirnya saya mendapatkan pekerjaan paruh waktu menjadi pelayan restoran di salah satu restoran India. Saya tahu lowongan kerja ini pun sebetulnya bukan lewat situs-situs pencarian kerja, tapi grup Facebook. Meskipun merasa cukup nyaman di minggu-minggu awal, namun saya berencana tidak akan lama bekerja di sini karena pengelolanya bukan asli orang Norwegia. Problem kerja di restoran yang dikelola oleh orang asing atau non-Norwegia adalah bisa jadi kamu akan mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Banyak sekali restoran yang tidak membayar upah pegawai saat sedang masa training , ada juga yang membayar upah under the table agar lepas dari pajak tinggi, ada yang sengaja tidak memberikan kontrak kerja, atau jug...

Rejeki Tahun Ini, Diajak Family Trip ke Norwegia Barat (Plus Bocoran Biayanya!)

Sejak pindah ke Norwegia dua tahun lalu, saya merasa sangat beruntung berkesempatan menginjakkan kaki ke tempat-tempat super cantik di negara yang alamnya menakjubkan ini. Host family saya punya Norwegian blood kental yang sangat outdoorsy dan suka travelling ke tempat-tempat tak terlalu touristy.  Makanya pijakan kaki saya pun tak hanya mengunjungi tempat mainstream semisal Bergen dan Oslo, tapi juga ke pelosok yang tak banyak orang asing tahu. Saya pikir petualangan bersama keluarga seperti ini akan berakhir ketika pensiun jadi au pair . Namun ternyata orang tua Mumu sudah punya rencana mengajak seluruh anggota keluarga ke Vestlandet, sisi barat Norwegia, di awal musim panas tahun ini! Bapak Mumu memang dari dulu senang bepergian dan tahu tempat-tempat unik di Norwegia. Makanya kali ini semua anggota keluarga yang totalnya ada 7 orang diajak kembali ke tempat favoritnya 6 tahun lalu, Aurland. Yang lebih serunya lagi, perjalanan keluarga kali ini ramai-ramai pakai mobi...

The Asian Drama Syndrome: Online Dating itu Menyebalkan!

Karena semester tahun ini hampir berakhir dan sedikit cheating deadline tugas dari kantor, saya memutuskan untuk mengisi hari dengan menonton drama series di Netflix. Series are not my thing , sebetulnya. Kenapa, karena saya mudah bosan dan tidak betah berlama-lama menonton kelanjutan cerita. Tapi karena memang sedang suntuk, jadinya mulai lagi mengecek beberapa drama Korea yang paling direkomendasikan tahun ini. Tahu sendiri kan drama seri buatan Asia itu kaya konflik mulai dari persahabatan, keluarga, hingga percintaan?! Makanya tak heran dari dulu film India, dorama Jepang, series  vampir cantik atau percintaan dari Cina/Taiwan, dan drama Korea sukses ditonton banyak orang Indonesia sampai booming , karena memang cerita hidupnya sangat related dengan budaya kita sebagai orang Asia sehari-hari.  Hanya saja, karena biasanya sering terlarut saat nonton drama Asia, ada satu hal yang saya sangat rindukan back in the old days; the dating cultures! Oh man, I missed all those t...

7 Tanda Mungkin Kamu Harus Ganti Host Family

Tidak akan ada yang bisa menjamin apakah calon keluarga angkat yang kita temui di internet sesuai dengan ekspektasi atau tidak. Meskipun sudah bertukar pesan atau mengobrol lewat Skype beberapa kali sebelum bertemu, namun cara tersebut tidak akan pernah cukup untuk mengetahui karakter asli seseorang. Bahkan mengobrol dengan mantan au pair mereka sebelumnya pun belum tentu membuka semua aib dan kebaikan keluarga tersebut. Entah mereka baik,  mean , atau mungkin pelit,  you would never know . Apalagi bagi para au pair baru yang mungkin sangat naif dan punya ekspektasi terlalu tinggi setibanya di negara tujuan. Pasti ada yang bertanya-tanya, apa benar kita harus bersih-bersih toilet setiap minggu, apa mengurus anak lebih dari 5 jam itu sudah termasuk overtime , lalu apakah tidak diajak makan malam setiap hari itu lumrah, serta pertanyaan ajaib lainnya. Ada kalanya au pair merasa emosional, hingga terpikir untuk mencari keluarga baru secepatnya. Atau mungkin sebaliknya, karen...