Langsung ke konten utama

Camping Date di Finnemarka: Seru Tapi Menggigil!


Tiga minggu di awal musim panas, Norwegia bisa jadi adalah tempat terbaik menikmati liburan musim panas tahun ini. Temperatur terus stabil di angka 25-29 derajat Celcius hingga membuat sebagian besar warga Norwegia lupa akan protokol keamanan Korona yang masih harus terus dijalani. Nyaris semua orang bersuka cita gelar tikar di taman, memenuhi kursi restoran dan kafe yang mulai dibuka kembali, berenang menikmati air laut yang menghangat, serta antusias merencanakan trip ke beberapa tempat karena tak harus terus-terusan menghabiskan waktu di rumah.

Apalagi pemerintah setempat sudah dari awal mengkampanyekan Sommer i Norge yang artinya liburan musim panas di Norwegia saja tahun ini ketika ancaman Korona masih membuat negara lockdown. Sebelum pandemi, kebanyakan orang Norwegia memang lebih memilih berlibur ke Eropa Selatan yang hangat. Tapi karena tahun ini 'dikurung' dulu di negara sendiri, tak heran banyak kabin dan penginapan fully-booked! Hal ini tentu saja jadi berita gembira bagi sektor pariwisata yang sempat mati beberapa waktu, akhirnya bisa bernapas kembali.

Tak terkecuali bagi saya dan Mumu yang memang sudah punya rencana untuk liburan sebentar tahun ini. Karena saya sudah pernah ke utara, barat, dan timur Norwegia, sempat terpikir untuk road trip ke Sørlandet, daerah bagian selatan Norwegia yang terkenal dengan pantai dan rumah putihnya. Namun karena saya masih harus cari summer job demi menghidupi diri sebagai mahasiswa, jadinya tahun ini summer getaway tak perlu super fancy dan cukup camping date ke hutan di Finnemarka yang tak terlalu jauh dari Oslo.


Kenapa Finnemarka, selain karena hanya 62 km dari pusat Oslo dijangkau dengan naik mobil, camping di hutan adalah salah satu hal yang paling lumrah di wilayah Norwegia Timur. Mengapa, karena bagian timur memang lebih didominasi dengan pohon-pohon pinus tinggi di daerah perhutanan. Selain itu, mudah juga menemukan tempat hiking dan camping karena banyak bukit kecil dan perairan yang dikelilingi hutan rindang. Tempat super cozy dan cantik di sepenjuru negara ini pun disediakan secara gratis, kecuali wilayah khusus camping berbayar.

Bagi saya, telttur (bahasa Norwegia) atau camping trip bersama pacar atau kerabat saat musim panas bisa jadi alternatif yang bisa dipilih kalau memang tak ingin keluar banyak modal untuk penginapan  asal punya semua perlengkapan camping-nya. Meskipun, untuk menjangkau beberapa tempat terbaik memang tetap harus menggunakan mobil.

Yes, sure, camping memang tidak murah karena harga perlengkapannya kalau dihitung-hitung lumayan juga. Belum alat masaknya, makanannya yang harus dibawa, tenda solid tahan air, kantung tidur, tas, dan segala perintilan kecil super penting. Tapi karena saya punya tenda yang sudah repot-repot dibawa dari Indonesia, ada orang tua Mumu yang mengizinkan perlengkapan outdoor lengkapnya boleh dipinjam, serta partner seperti Mumu yang mau diajak mengasingkan diri dan berpetualang di hutan, akhirnya camping date ini pun bisa terlaksana. Karena pada dasarnya, percuma kalau punya semua peralatan lengkap tapi tak ada yang mau diajak camping alias tidur di alam.


Peraturan camping gratis di hutan Norwegia, tenda hanya boleh didirikan maksimal 2 malam di tempat yang sama, tidak boleh meninggalkan kotoran, tidak boleh menyalakan api unggun besar di hutan saat musim panas karena bisa mengakibatkan kebakaran, serta harus menjaga jarak minimal 150 meter dari permukiman warga. Kalau memang tak ingin jauh-jauh sampai Finnemarka, ada banyak juga hutan di sekitar Oslo yang cukup sunyi dan lahannya cocok untuk camping. Pemandangannya pun tak kalah keren asal pintar memilih tempat. 

Untuk saya pribadi, pilihan tempat paling cozy mendirikan tenda adalah di dekat perairan seperti lautan, sungai, atau danau. Apalagi saat cuaca cerah dan hangat seperti tahun ini, perairan tak hanya menyajikan pemandangan yang menentramkan mata, namun juga bisa berfungsi sebagai hiburan. Ingin berenang, tinggal loncat. Kurang air, tinggal ambil dan masak. Craving for fish, tinggal pancing dan panggang.



This place seemed so cool, calm, and far from the crowd, right?! Saking tenangnya, kamu tak akan punya kesempatan buka internet karena sinyal pun tak ada. It is only you and the nature. Seepik itu!

Tersihir dengan tenangnya alam di tempat ini, saya dan Mumu sampai lupa bahwa musim panas di Norwegia bisa jadi nightmare kalau tak siap peralatan lengkap untuk tidur di luar! Di minggu kami camping date ini, temperatur di daerah Timur memang tak sehangat sebelumnya. Hutan menjadi lembab karena curah hujan yang sering turun lumayan deras. Meskipun di siang hari matahari bisa bersinar dengan teriknya hingga menembus suhu 22-23 derajat Celcius, namun suhu bisa turun drastis di malam hari mencapai 5 derajat!

Here we go! Jam 1 pagi, saya dan Mumu harus tidur dengan posisi meringkuk karena kaki kedinginan meskipun sudah terbungkus kantung tidur dari atas sampai bawah. Mumu memakai jaket lengkap hingga menutup telinganya yang ikut membeku. Muka saya menjadi kaku karena semakin malam, suhu semakin turun. Hidung pun sulit bernapas karena kedinginan. Karena tak tahan dengan rasa dingin ini, saya tak bisa tidur dan berulang kali terbangun. Hingga akhirnya jam 6 pagi, burung-burung hutan yang super berisik hinggap di pohon-pohon atas tenda lalu sukses menyudahi saja tidur saya hari itu. 


Buka tenda, pemandangan cantik menyegarkan mata kala itu ditambah hangatnya mentari mulai menyentuh kulit. Air di danau juga berkilauan karena bercumbu dengan sinarnya mentari. Mumu pun sesegera mungkin bangun lalu mengambil alat pancingnya untuk mencoba lagi menangkap ikan. He has tried more than 12 hours but still got nothing!

Dari hari sebelumnya sudah ingin sekali makan ikan bakar, namun hanya tergantikan dengan roti bakar dan turmat (bahasa Norwegia, tur: jalan-jalan ; mat: makanan) saat makan siang. Ngomong-ngomong, turmat dan Kvikk Lunsj ini adalah makanan wajib yang selalu orang Norwegia bawa saat sedang tur di alam. Turmat ini juga jadi makanan andalan saya dan Mumu saat perut lapar, tapi malas masak. Penyajiannya cukup diseduh dengan air panas, tutup rapat, dan tunggu sampai 8 menit sampai semua bahan lunak. Lebih mirip mie instan, tapi ini versi lebih sehatnya dan pilihan menunya pun sangat bervariasi dari Kari Ayam sampai Sup Ikan.


Finnemarka mungkin jadi salah satu tempat terbaik untuk camping di hutan. Tapi karena miskinnya sinyal serta dinginnya malam di musim panas yang bisa mengusik tidur, saya dan Mumu memutuskan untuk pulang lebih awal. Harusnya ingin dua malam sekalian hiking sebentar, namun kami sudahi saja petualangan di hari pertama. Bahkan niat Mumu ingin berenang telanjang di danau harus terlupakan karena suhu yang kurang nyaman.☺

Bagi kalian yang mungkin juga tertarik camping di Norwegia saat musim panas, pastikan membawa semua peralatan outdoor dengan lengkap! Kantung tidur, kaos kaki tebal, perlengkapan makan, lapisan bawah tidur, hingga karpet wol kalau perlu. Kesalahan yang saya dan Mumu lakukan adalah lupa membawa lapisan tidur dan cuma menggelar karpet piknik saja di tenda. Tentu saja, sia-sia! Perhatikan juga prakiraan cuaca sebelum berangkat karena mungkin malam akan menjadi gerah dan banyak serangga. Nyamuk-nyamuk di Norwegia bisa sama ganasnya dengan Indonesia kalau sedang musimnya!



Dikelilingi oleh alam luar biasa yang mendukung warganya untuk liburan adalah sebuah privilese tersendiri bagi warga Norwegia yang tetap bisa keluar rumah, bersenang-senang, tanpa harus bertemu orang banyak. Wilayah pesisir pantai mungkin yang paling banyak dipilih mengingat inilah waktu yang paling tepat untuk berbikini ria sekalian membuat kulit semakin eksotis. Namun yang saya dengar juga, banyak warga Norwegia yang sebelumnya tak pernah kemana-mana selain ke pantai, memutuskan road trip ke daerah lainnya di penjuru negeri ini, terutama daerah fjord di wilayah Barat. (Baca juga cerita saya jalan-jalan ke kampung kecil di Vestlandet!)

If you could imagine yourself having a camping trip in Norway right now, where would you pitch your tent? Soothing forest, picturesque fjord, scenic mountain, breezy beach, or leafy hills?



Komentar

  1. "Soothing forest, picturesque fjord, scenic mountain, breezy beach, or leafy hills?" Pengen nyobain semua Nin haha, apalagi aku pecinta camping dari masih kecil. Ya namanya juga anak Pramuka ya haha. Sayangnya disini ga ada temen yang bisa diajak gituan lagi karena semua temen udah nekah. :( padahal alatku lengkap banget lho buat perduniaan camping. Bener katamu, punya alat lengkap tapi ga ada yang bisa diajak camping itu sama aja boong. Mana disini penuh cerita mistic yang bikin aku takut kalau harus camping sendiri haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo di Indonesia kayaknya deket sama alam jadi takut banget ya karena kita percaya sama hal2 mistis. Biasanya yang masih kemping saat ini anak2 pramuka atau gak pecinta alam yang daki gunung doang. Laennya mending nginep di hotel2 butik biar bisa difoto cantik di Instagram.

      Makanya pas pindah ke Eropa ini, sebisa mungkin aku ngelakuin aktifitas yang kalo di Indonesia kayaknya susah banget, salah satunya ya kemping ini. Seru banget kamu punya semua alat2nya! ;D

      Hapus
    2. Ada bagian hutan yang biasa aja, tapi ada yang bikin merinding juga sih Nin. Kita bisa ngerasain sih tanpa sadar hawanya gimana. Aku biasa daki dan kemah dan biasanya santai aja gitu, tapi ada satu tempat yang auranya terlalu kuat banget sampe aku ga berani kemana-mana sendiri. Aku liat juga pramuka disini udah ga seheboh jaman aku sekolah, ga tau kenapa bisa gitu padahal pramuka bisa ngelatih mental & fisik banget.

      I envy you Nin, aku juga pengen kayak kamu suatu saat nanti, mimpiku buat roadtrip dari semenjak SMA buat bisa mampir kemping dimanapun juga belum terwujud nih, semoga suatu saat bisa seperti kamu. :)

      Hapus
    3. Gitu ya.. kalo aku, kayaknya kalo udah balik ke Indo, yang bentukannya pohon tetep aja bikin ngeri. Ngeri sama begal juga kadang2 yg suka sembunyi di balik itu 😞

      I agree! Kalo ku liat sih, sekarang kayaknya anak2 orang pada manja sih ya. Gak terlalu dibiarin idup keliaran & mandiri di alam gitu. Terus juga senioritas makin tinggi. Seolah2 tanah Indonesia punya bapaknya, jadi suka bully ke junior. Serba salah ya sekarang2.

      Aahhh... please don’t! 😇
      Kalo memang rejekinya kamu, aku yakiiiin banget suatu hari nanti kamu juga bisa road trip + kemping kayak gini. Yakin aja!

      Hapus
  2. Bagus bangettt Nin. Kebayang waktu malam pun pasti indah bertaburan bintang.
    Terus kalau perlu ke toilet gimana? Ada toilet umum dimana-mana atau ke semak-semak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ada bintang, Mel. Karena kan summer, jadinya langit gak 100% gelap. Pas winter lebih bisa ngeliat bintang :)

      Untuk toilet, kamu mesti terbiasa hidup di tengah hutan. Jadinya kalo pipis mesti disemak2. Terus kalo mau BAB, wajib bawa kantong plastik dan tisu sendiri. Mesti dibuang di tempat sampah dan gak boleh ninggalin jejak kotoran di daerah yang kemungkinan orang bakal gunain ;)

      Hapus
  3. tempatnya indah banget... thank ya dah berbagi .. aku nemu blog ini ga sengaja pas lagi ngeriset soal finladia dan makin banyak tahu soal karakter cowok-cowok eropa utara ..salam kkenal kak dari aku yang ada di indo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Widiiih.. sampe cowok Eropa Utara kena riset, lho! ;)

      Happy to have you here. Thanks for coming by and hopefully it’s entertaining 😇

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu...

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita teta...

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola ...

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Ame...

Berniat Pacaran dengan Cowok Skandinavia? Baca Ini Dulu!

"Semua cowok itu sama!" No! Tunggu sampai kalian kenalan dan bertemu dengan cowok-cowok tampan namun dingin di Eropa Utara. Tanpa bermaksud menggeneralisasi para cowok ini, ataupun mengatakan saya paling ekspert, tapi cowok Skandinavia memang berbeda dari kebanyakan cowok lain di Eropa. Meskipun negara Skandinavia hanya Norwegia, Denmark, dan Swedia, namun Finlandia dan Islandia adalah bagian negara Nordik, yang memiliki karakter yang sama dengan ketiga negara lainnya. Tinggal di bagian utara Eropa dengan suhu yang bisa mencapai -30 derajat saat musim dingin, memang mempengaruhi karakter dan tingkah laku masyarakatnya. Orang-orang Eropa Utara cenderung lebih dingin terhadap orang asing, ketimbang orang-orang yang tinggal di kawasan yang hangat seperti Italia atau Portugal. Karena hanya mendapatkan hangatnya matahari tak lebih dari 3-5 minggu pertahun, masyarakat Eropa Utara lebih banyak menutup diri, diam, dan sedikit acuh. Tapi jangan salah, walaupun dingin dan hampa...