Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Au Pair: Dulu dan Sekarang

Belum masuk 2022 dan saya baru tahu au pair pun sekitar 9 tahun lalu. Rasanya terlalu cepat membahas apa yang terjadi di dunia peraupairan dari tahun ke tahun dan membandingkannya dengan apa yang terjadi sekarang. Namun yang menarik, sudah banyak hal yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari satu dekade ini. Bagi yang baru mengikuti blog ini dan belum tahu apa yang saya lakukan di Eropa, bisa mampir ke postingan saya ketika pertama kali mendarat di Belgia . Di tahun 2014, langkah besar saya ke Eropa dimulai dengan menjadi au pair. Yang belum tahu, au pair adalah program pertukaran budaya dimana kita  —  anak muda di bawah usia 30 tahun  —  bisa tinggal dengan keluarga angkat ( host family ) di luar negeri dan menghasilkan uang dari membantu mengurus anak serta bersih-bersih di rumah mereka. Selain dapat uang saku, kita juga difasilitasi kamar pribadi, makanan, serta dibayari kursus bahasa oleh keluarga tersebut. We definitely do NOT live for free karena kita b...

Hobinya Imigran: Membandingkan!

Awal bulan ini saya lagi-lagi mengunjungi Bergen, kota terbesar di Norwegia Barat, untuk kesekian kalinya. Banyak yang heran mengapa kota ini lagi. Apa yang spesial? Apalagi mengingat baru bulan lalu saya mengunjungi Bergen untuk weekend gateaway .  Dibandingkan Oslo, Bergen menurut saya jauh lebih indah dan menarik - meskipun sama-sama  touristy . Namun kedatangan saya kali ini bukan dalam rangka menjelajah Bergen, tapi mengunjungi teman lama yang sudah saya kenal dari 5 tahun lalu di Denmark. Teman saya yang campuran Denmark-Prancis ini sedang menempuh S3-nya di Universitas Bergen (UiB). Lucunya, kami reunian tak cuma berdua. Satu teman lain yang juga dulunya sama-sama di Denmark dan sekarang tinggal di Oslo pun ikut berangkat bersama saya. Sedikit humoris mengingat bagaimana dulu kami berkenalan di Denmark, sampai akhirnya nasib mempertemukan kembali di Norwegia. Saya sendiri sudah tinggal hampir 4 tahun di sini, lebih lama dari mereka   yang sama-sama baru tiba di Nor...

7 Pelajaran Fesyen dari Gadis-gadis Eropa

Dari sejak saya masuk SMP, ibu saya sudah mulai mengenalkan ke banyak majalah remaja seperti Gadis atau Kawanku yang isinya sebagian membahas tren fesyen. Sungguh menyenangkan melihat gaya-gaya para model majalah yang menggunakan pakaian remaja khas tren anak muda zaman dulu, karena super inspiratif dan membuat saya belajar menemukan gaya saya sendiri. Dulu saya suka sekali memakai pakaian  vintage atau model asimetris yang terkesan unik dan beda. Setelah 10 tahun membaca majalah remaja Indonesia, saya sadar ternyata gaya-gaya yang ada di majalah kita lebih banyak dipengaruhi fesyen Amerika. Dari yang tabrak motif sana sini, berani pakai warna terang, hingga make up bold . Belum lagi saat K-Pop mulai booming di Indonesia, banyak remaja ikut-ikutan fesyen Korea yang lebih cute dan manis.  Baca juga: Belajar Fesyen dari Ibu-ibu Eropa Hijrah ke Eropa dua tahun lalu, saya mulai meninggalkan kebiasaan membaca majalah fesyen Amerika dan berhenti memperhatikan K-Pop. Saya b...